Band RACHUN merilis single terbarunya dengan judul MAKANAN.

FeaturedNews

Written by:

Single ini dirilis pada Record Store Day 2018 beberapa waktu lalu.

Lagu ini diadaptasi dari sebuah tweet oleh penulis Arman Dhani yang berbunyi:

Makanan di warung anda kami sita,
karena kami berpuasa.
Kamu mesti pake jilbab,
biar kami ga merkosa.
Ini umat apaan imannya lemah amat.

Pada awalnya, tweet tersebut dibuat menjadi lagu dan dinyanyikan oleh gitaris Yudhis. Lalu, atas dasar kesepahaman terhadap isu yang diangkat pada tweet di atas, RACHUN memutuskan untuk menggubah lagu tersebut dan melahirkan single MAKANAN.

Lirik lagu MAKANAN diambil
sepenuhnya dari tweet tersebut.
Kesepahaman RACHUN terhadap isu tersebut didasari oleh pengalaman pribadi mereka, yang sedikit banyak juga merupakan pengalaman kolektif sejumlah besar masyarakat Indonesia.

Ketiga personil RACHUN, Firas (bas), Yudhis (gitar), dan Ode (drum) bertemu untuk pertama kalinya
sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebuah sekolah Katolik pada tahun 2007.
Pengalaman-pengalaman mereka di sekolah tersebut memupuk nilai keberagaman dan toleransi yang terasa kental pada karya RACHUN dari tahun ke tahun. Ketika melihat ke belakang pada masa- masa sekolah mereka, RACHUN mengingat jelas bahwa meskipun berada di bawah sistem pendidikan Katolik, siswa-siswa Muslim di sekolah tersebut tetap berkomitmen untuk menjalankan ibadah puasa. Di saat yang sama, siswa beragama Katolik turut menghargai proses ibadah yang
dijalankan kawan-kawan Muslimnya tersebut.

Maka itulah, RACHUN merasa satu suara dengan keresahan yang dituturkan oleh Arman Dhani
melalui kanal Twitter. RACHUN meyakini bahwa toleransi merupakan proses resiprokal yang diawali dari kemampuan kelompok-kelompok dengan latar belakang agama dan budaya yang berbeda untuk sama-sama menghargai satu sama lain.

Toleransi bukan merupakan hasil
pemaksaan oleh satu pihak yang lebih berkuasa terhadap yang lain, melainkan hasil dari kesadaran akan pentingnya hidup harmonis sebagai anggota masyarakat. Bagi RACHUN, hak seseorang untuk beribadah tidak seharusnya membatasi hak orang lain untuk menjalankan kesehariannya.

Melalui MAKANAN, RACHUN juga bertujuan untuk membangun kesadaran akan maraknya kasus
pemerkosaan dan pelecehan terhadap perempuan. Banyak yang menganggap bahwa kejahatan
tersebut dapat dimaklumi apabila korbannya mengenakan pakaian yang terbuka, atau dikatakan
“mengumbar aurat”—pandangan yang sepenuhnya ditolak oleh RACHUN.

Pada akhirnya, MAKANAN adalah medium bagi RACHUN untuk membuka dialog kritis dengan
pendengarnya. Pesan kunci dari MAKANAN adalah bahwa tanggung jawab untuk menghindari
terjadinya sebuah tindak kejahatan—yaitu pemerkosaan dan pelecehan terhadap perempuan—
dan pelanggaran terhadap ibadah keagamaan—yaitu puasa—ada di tangan kita masing-masing.
Manusia memiliki kehendak untuk mengatur dirinya sendiri dan nilai-nilai moral untuk memilih jalan
kebaikan tanpa perlu mengkambinghitamkan orang lain atas kesalahannya sendiri.
Dengan dirilisnya MAKANAN menjelang kedatangan bulan puasa, RACHUN berharap lagu ini dapat menjadi pengingat sekaligus teguran atas peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan seperti yang diangkat pada lagu agar tidak terulang kembali di bulan Ramadhan tahun ini.

Rachun Music

Rachun Makanan

Comments are closed.