Interview with Superman Is Dead

FeaturedInterviews

Written by:

DEATHROCKSTAR meng-interview SUPERMAN IS DEAD. Oleh Eric Wiryanata via e-mail

tolong jelasin konsep musik SID itu. apa lebih dari sekedar punkrock, atau apa?
Di istilah pribadi SID menamakan genre yang dianut sebagai: 3-Chordsabilly Beer Punk Rock. Deskripsinya? (baca biografi yang diselipin di e-mail ini). Sementara itu secara perspektif sosio-musikal bisa dibilang SID hampir tak menyuarakan pesan apa-apa kepada publik kecuali: jadilah diri sendiri. Pula SID gak bakal mencoba menyuarakan slogan anti narkoba, anti ini anti itu. Sebab hidup adalah pilihan. Biarkan orang melakukan apa yang mereka suka. Dan SID semampunya menghindari stigma mendikte atau menggurui publik. SID menganggap Generasi Y telah cukup pintar utk memilah-milah yang mana baik yang mana buruk. Jangan ketika banyak band menyuarakan politik lalu kita ikut-ikutan melakukannya semata untuk membuktikan bahwa band kita intelektual plus banjir peduli pada kelangsungan negara ini. We have nothing to prove. You are who you are. And be proud of it.

gue pernah ngobrol ngobrol dengan beberapa teman, terjadi sedikit perdebatan tentang album terbaru kalian, satu bagian menyatakan album baru kalian tidak memiliki greget lebih dibanding kan rilisan sebelumnya (bad bad bad). sementara yang lain menyatakan lebih enjoyable.. menurut SID sendiri bagaimana?
SID sendiri menganggap album “Kuta Rock City”–sejauh ini–adalah pencapaian artistik tertinggi di jazirah berkesenian SID (yah, paling kita kurang puas ama sound di album itu aja, maklum, namanya juga putra daerah, masih gagap teknologi dan tata suara he he he…). Seandainya ternyata di kecenderungan komunal ada pro-kontra tentang kualitas estetika “Kuta Rock City”, well, tiap individu berhak punya pendapat berbeda, kan? Apalagi jika menyangkut faktor selera, wih, amat subjektif sifatnya. Dan di sini tak ada pendapat absolut tentang siapa benar siapa salah. Tapi lebih tentang soal suka tidak suka.

ada pernyataan lain yang menyatakan itu adalah akibat kalian masuk major label..pendapat SID tentang itu?
To whom it may concern: ketika hendak menyimpulkan sebuah fenomena emang sebaiknya dimunculkan niat menghargai proses alias peduli pada elemen kronologis yang disebut pra-kondisi terlebih dahulu. Coba investigasi secara holistik, pasang kuping lebih lebar, buka mata sampai jauh, serta terus tegar loyal pada akurasi informasi. Jika sudah, baru deh menyertakan estetika seni subjektif di situ lalu baru kemudian gagah berani mengambil kesimpulan: album ini yummy yummy, album ini yucky yucky, album ini not so yummy not so yucky. Let me get this straight, Major bisa dibilang nihil andil di proses berkesenian SID. SID dipersilakan berkreasi suka-suka hati. Dari bikin lagu, bikin desain cover, bikin vidklip, semua dikerjakan SID sendiri (Sony cuma supervisi dalam skala bukan artistik). Nah, kemerdekaan berimprovisasi segitu dramatis–ngomongin so-called pra-kondisi nih–didapat oleh SID lewat negosiasi yang alot dan menghabiskan banyak energi dan riuh botol bir. Look, dude, proses negosiasi sampai sekitar 4-5 bulan. Melelahkan. Tekanan mental ultra tinggi. Asli. Dus, jangan pernah lupa, SID ndak pernah yang namanya nyodorin demo ke label mana pun. Never. No, dude, never. Sebab dari awal SID telah sadar, jika SID nyodorin demo ke label (Indie, Major Indie, Major, whatever) maka posisi tawar menawar SID akan jomplang sejak mula. Kesannya SID yang perlu pada itu label. Padahal sama-sama butuh. Dan hierarki yang natural muncul nantinya adalah bak atasan dengan bawahan. Kalo diilustrasikan, persis kayak pegawai yang butuh pekerjaan. Sementara yang SID pengen adalah partnership yang notabene hubungannya bakal sejajar. Kayak manajer berprestasi yang dikejar oleh sebuah perusahaan besar. Selanjutnya sang manajer bakal berani mati bilang: “Lu berani bayar gue berapa?” Seperti itu, dude. Kenapa SID menyanggupi bekerja sama dengan major label? Sederhana, SID itu band miskin. Kalo SID setajir Setiawan Djody, wih, ngapain juga kerjasama dengan Major??! Nah, karna SID adalah band yang secara finansial pas-pasan (baca: duit honor manggung dan penjualan album cuma cukup buat beli bir dan berdandan fully Rock Star, lain tidak), on the other hand SID pengen melulu hidup dari musik, ya sudah, SID memilih realistis lalu menjalin kerjasama mutual dengan taipan bernama Sony Music Indonesia. (Dude, lu gak tau gimana demi mempertahankan idealisme “pantang nyerahin demo ke label” ini sudah bikin SID nangis darah, muntah keringat, vertigo akut, hingga 8 tahun…) Sekarang sih SID udah sedikit hidup lebih enak karna SID cuma mikirin tentang:
1. Giat berkesenian.
2. Giat berkesenian.
3. Giat berkesenian. Sampe mati.
Urusan distribusi dll udah diurusin Sony. Dengan 24/7 fokus berkesenian an sich, niscaya diharapkan hasil yang muncul lebih opitmal… Hey, esensial diingat, independensi tak serta merta pararel dengan eksistensi institusi di situ. Maksudnya, ketika sebuah band berada di bawah–katakanlah–Major (baca: institusi) bukan otomatis berarti band tsb katro’ (seperti kecurigaan komunal di Indonesia juga dunia pada band-band di bawah Major). Sebab jika demikian itu sama aja dengan nuduh rakyat Indonesia (baca: band) yang tinggal di negara paling korup di dunia bernama Indonesia (baca: institusi) adalah bagian integral dari axis of evil alias poros kejahatan. Negara Indonesia = korup > Rakyat Indonesia = korup. Begitu? Se-stereotype itu? Oh, come on…. Furthermore, saatnya nanti jika SID sudah tangguh secara finansial SID bakal bikin label sendiri dus akan mengimplementasikan obsesi SID selama ini.
PS:
1. Sarwono Kusuma Atmadja pernah bilang, “Saya pada prinsipnya lebih peduli pada proses serta pra-kondisi dibanding hasil akhir…”
2. Rancid saat sudah gabung dengan Major, mereka tetep Punk Rock, kan?

apa sebenarnya peran masing masing personel SID dalam membuat sebuah lagu>?
Kronologinya kerap seperti ini:
-Bobby bikin musik
-Jerinx bikin lirik
-Eka kadang ikut serta bikin lirik juga musik
-Bir Bintang (botol besar dan dingin) menyatukan harmoni ketiganya

apa yang menjadi inspirasi kalian dalam membuat sebuah lagu?
Dominan tentang keseharian SID a.k.a. old school Punk Rock principal: Sex, Drugs and Rock ‘N Roll.

apa yang menjadi acuan kalian dalam menulis lirik? pengalaman pribadi kah, atau harapan, atau apa?
Ya keseharian itu tadi: Sex, Drugs, and Rock ‘N Roll. Drink beers, crank up Punk Rock and having a good time.

dalam banyak artikel saya baca, kalau kalian selalu memainkan lagu karangan sendiri. dan telah memiliki beberapa rilisan. apakah akhirnya SID berhasil mendapatkan ‘cara paling baik dan termudah membuat lagu bagus ala SID’.? bisa di tuliskan disini? dan bagaimana cara SID tetap memiliki sesuatu yang fresh?
From the beginning, cara kita bikin lagu ya sama saja: Bobby dateng bawa lagu baru, kita nge-jam, minum bir, setelah aransemennya dapet kita ngerjain liriknya. Abis itu ya minum bir lagi… plain and simple.

SID terkenal sebagai band yang bersedia dibayar murah. bahkan bersedia bermain tanpa dibayar dalam event tertentu, bahkan dalam beberapa interview saya baca kalian mengalami proyek rugi., . ada alasan khusus dibaliknya? apa tuh?

SID hidup dari musik. SID udah gak disubsidi lagi oleh ortu tercinta. Untuk mengakomodasi kebutuhan hidup layak SID ya cari duit dengan bermain di event-event besar (itu pun dengan syarat-syarat khusus, contoh soal: SID pernah diajak sebuah event organizer untuk jadi band pembuka Ari Lasso serta dibayar sesuai standar SID. Tapi SID nolak. Bukan karna Ari Lasso seperti ini seperti itu. Bukan karna pilihan musikal Ari salah. Bukan karna SID gak butuh duit. Lebih karna imej SID beda dengan Ari. Dan SID selalu coba sekuatnya loyal pada brand image. Simple as that. Not a judgemental decision). SID rela dibayar murah bahkan gak dibayar jika sifat dari pertunjukan tsb non-komersial atau DIY. Alasan kenapa mau main dalam kondisi macam begitu, roots SID emang dari event kayak gitu, dan SID akan terus mempertahankan itu. Hell yeah, kacang yang mencoba setia pada kulitnya.

apa yang sedang SID dengarkan saat ini? musisi/band.. dan apakah itu mempengaruhi musik SID?
Stereo SID sekarang sedang dipenuhi band-band Rockabilly/Swing macam Reverend Horton Heat, Living End, Rocket From The Crypt, Supersuckers pula Brian Setzer Orchestra. Jejak mereka di “Kuta Rock City” kental tercuat salah satunya di lagu “Graveyard Blues/Vodkabilly”. Dan yang tak pernah sirna dari stereo SID adalah album-album Social Distortion. Kilas balik, SID pada awal kemunculan masif dipengaruhi NOFX dan Green Day. Sejalan waktu, SID bergeser ke genre a la Social Distortion, Living End dan Supersuckers. Tentu saja grup-grup tadi punya andil dalam proses kreatif SID, hanya saja seiring meningkatnya kepercayaan diri SID, band-band yang disebut di atas pada akhirnya lebih berposisi sebagai suri tauladan dalam konteks psiko-sosial. Pengaruh musikal mereka telah jauh menipis. Sampai kemudian akhirnya muncul yang SID sebut sendiri sebagai “3-Chordsabilly Beer Punk Rock”.

trend musik saat ini yang banyak memunculkan band band berimage punk dengan tampilan yang lebih manis.. seperti simple plan, busted, dan hmm Avril… apakh itu berpengaruh terhadap kalian?> dan opini kalian tentang trend tersebut?…
They ain’t got nothing on us. SID gak ada sangkut pautnya dengan mereka baik konsep musikal ataupun tampilan visual. Opini SID terhadap utamanya Busted, hmm…, jangan-jangan mereka cuma rekayasa produser…

walaupun tidak banyak yang beredar luas, tapi dari media massa orang mengetahui kalian mempunyai rilisan yang tidak sedikit…album apakah yang paling kalian nikmati hasilnya, dan pembuatannya.?
Ya, kita udah bikin 3 album indie (“Case 15” thn 95, “Superman Is Dead” thn 99, “Bad Bad Bad” thn 2002> “Bad Bad Bad” dirilis ulang lagi dalam bentuk single oleh Spills Record, Bandung), ikut serta di beberapa album kompilasi, dan 1 album Major yaitu “Kuta Rock City” thn 2003. Secara popularitas album “Bad Bad Bad” yang mulai mencuri perhatian publik. Saat pembuatan album “Bad Bad Bad” juga SID sudah lebih merasa lebih dewasa dalam bermusik (Punk Rock). Kalo secara duit, belom ada yang kita nikmati hasilnya. Album satu sampai tiga duitnya tau lenyap kemana. Untuk “Kuta Rock City” belom kebagian royalti nih. Denger-denger sih udah laku puluhan ribu kopi hingga minggu ke-3 ini. Mudah-mudahan duit bisa cepet masuk ke kas kita. Bosen banget miskin, euy!

dan rilisan apakah yang akan kalian sarankan kepada orang orang yang baru akan memulai mendengarkan SID? dan kenapa?
Album “Bad Bad Bad” sebab di situ SID pribadi merasa proses pendewasaan musikal mulai menunjukkan taringnya. Setelah itu baru deh ikuti dengan mengkoleksi “Kuta Rock City” sebab proses pendewasaan musikal sudah makin gahar.

kalau punya kesempatan membuat album lagu lagu terbaik versi kalian.. lagu apa sajakah yang akan kalian masukan? dan kenapa?

Oh well, sejujurnya, SID belom kepikiran sampe ke situ. Maaf.

sebutkan band band lokal terutama indie yang kalian rekomendasikan?
Kebunku
Pitstop
Navicula
The Brews
Shaggy Dog

kalau band luar?
Social Distortion
Stray Cats
The Clash
Brian Setzer Orchestra
AFI
Reverend Horton Heat
Green Day
Rocket From The Crypt
Johnny Cash
Living End
Supersuckers
No Use For A Name
Alkaline Trio

sebagai orang indonesia, pasti kalian tau kalau indonesia adalah surga pembajak. apa opini kalian tentang hal tersebut, dan apa yang kalian lakukan apabila SID menjadi korban pembajakan?
Lucu juga kalo liat kecenderungan yang terjadi pada sebagian musisi anak negeri. Mereka agresif pula bangga mengadopsi falsafah band luar tanpa filter seraya menyarankan: “dude, bajak aja album ini!” tanpa pernah sadar saatnya nanti ketika benar-benar hidup melulu dari bermusik–ketika karya seninya dibajak–baru deh kelojotan setengah mati. Emang enak udah capek-capek bikin sesuatu yang menurut kita rockandroll-estetis-luhur-suci taunya orang lain minus penghargaan pun belas kasihan langsung main bajak aja. You have to experience it yourself so you know how bad it is! Pada prinsipnya SID menganggap pembajakan itu tak dapat dibenarkan dari sudut apa pun. Sayangnya negara Indonesia tercinta adalah masih tergolong dunia ke-3 (baca: miskin rupiah berkesadaran hukum rendah beli bir saja susah), tentu saja masalah ini terjebak jadi duh dilematis.

pendapat kalian tentang konflik Aceh?
Terhadap politik, jujur saja, SID benar-benar miskin minat. Memang sih pada awal kemunculan SID sempat cukup vokal menyuarakan nafas politik. Namun sejalan dengan waktu SID kemudian menyadari bahwa fenomena politik dan sejenisnya gak pas dengan suara hati SID. Sebab di atmosfer berkesenian SID (juga Bali/Kuta Rock City pada umumnya) yang paling dominan adalah–in no particular order–tentang minum bir dan bergembira bermain musik. Begitulah keseharian SID yang paling sejati. Dan SID gak akan coba lagi menyuarakan hal yang SID tak paham. Namun yang paling hakiki di sini,–dalam konteks konflik Aceh–SID sejak awal tak pernah setuju dengan budaya kekerasan. Sebisanya segala persoalan diselesaikan dengan bicara hati ke hati dan dengan kepala dingin untuk menuju satu titik kesepakatan. Perang adalah opsi paling paling paling akhir. Make Rock ‘N Roll Not War.

setelah membaca DEATHROCKSTAR. apa pendapat SID tentang webzine ini, beserta kritik saran dan pujiannya.
Webzine DEATHROCKSTAR ini pekat merepresentasikan sosok khas Generasi Y, jujur sekaligus cerdas. Salut. Bravo. FYI, emang sih SID sempet gak enak hati saat “Kuta Rock City” dapet nilai kurang memuaskan dari DEATHROCKSTAR sementara SID tidak satu pendapat dengan apa yang kritikus DEATHROCKSTAR ungkapkan tentang “Kuta Rock City” (he he he…) Ah, tapi apapun itu SID musti tekan ego pribadi dan mempersilakan orang lain meneriakkan suara hatinya. Yup, in order to respect so-called democracy. Yup, in order to respect so-called Freedom Of Speech. Yup, in order to keep life going on interestingly.

final words?
Ini klise namun signifikan: Be who you are. Do what you please. And drink beers when you are in doubt.

SUPERMAN IS DEAD: Young, Drunk, and Handsome
Biografi-Diskografi-Hierarki-Jagat Seni

Bermarkas di Kuta Rock City. Beranggotakan 3 pemuda asal Bali berusia 20-an, baik hati, bijak bestari, tepo seliro, dan jarang sembahyang, yaitu:
-Bobby Cool (beer drinker, lead vvocal, guitar, well-known as “The Bastard Child of Fat Mike” since his voice sounds pretty similar with that NOFX frontman)
-Eka Rock (beer drinker, bass, baacking vocal, warm smilin? Rock ?N Roll bandman)
-Jerinx (hairwax junkie, drum, beeer drinkin? Rock’N Roll prince charming)

Nama tendensius Superman Is Dead (SID) dicomot dari Stone Temple Pilot?s ?Superman Silvergun?. Namun karena dianggap miskin konotasi, zonder rasa bersalah secara sewenang-wenang nama tersebut lalu diganti menjadi ?Superman Is Dead? ? yang seenak udelnya dimaknai sebagai: tak ada manusia yang sempurna.

Pada mula kemunculan, akhir 95, SID pekat teracuni warna Green Day & NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk ‘N Roll a la Supersuckers, Living End & Social Distortion.

Imej yang frontal hendak ditonjolkan oleh SID ke publik, self-described as: ?Blitzkrieg 3-chordsabilly Beer Punk Rock? (think raw energy of Ramones vs Living End meets Supersuckers + Sid Vicious? nihilism yet supersonicaly fueled with beer-soaked Rockabilly attitude? Ribet, kan? Horeee?)

SID sendiri telah menerbitkan 3 indie album (Case 15 – thn 95; Superman Is Dead – thn 99; Bad, Bad, Bad – Maret 2002, berformat mini album ? berisikan 6 lagu). Menuju pelebaran skala wilayah pencapaian publik, fajar 2003 SID ? bekerjasama dengan Spills Record ? merilis ulang ?Bad, Bad, Bad? dalam bentuk single (4 lagu). Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Yang oh mengejutkan, Sony Music berbesar hati mempersilakan SID riang gembira terus bernyanyi dalam lirik mayoritas berbahasa Inggris. Tepatnya 70% Inggris, 30% Indonesia. Wow. Sony Music nekat (namun terukur)? Atau beranggapan sudah saatnya menancapkan jejak monumental? Atau semata capek/males/bosen/ngantuk dibombardir ewuh pakewuh etos adiluhung Punk Rock oleh kontingen big badass Balinese beer band bernama SID? Whoa… (Hey, whatever it is, the history of Indonesian Punk Rock has just begun. And miracles are real, mind you)

Kilas balik, pra-tragedi bom SID agresif diundang berkiprah di kafe-kafe internasional di seantero Kuta yang mana SID dipersilakan memuntahkan gubahan sendiri (baca: bukan sebagai cover band). Esensial dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali. Di masa silam, legiun band yang beraksi di pub-pub di Kuta hanya diijinkan mengusung ciptaan orang lain an sich.

Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID ? yang dominan berlirik Inggris ? ultra frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh ya di Bali ya (melebar) ke Jawa >dus, percaya atau tidak, lagu-lagu SID malah telah gencar juga diperdengarkan di radio-radio di Australia, Swedia dan jazirah Skandinavia lainnya.

Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian tengah September ?02 SID duhai mencengangkan sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut Desember 02 SID digjaya meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors, dsb, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 ? bersama Rocket Rockers ? SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Pun oleh MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.

Epos Punk Rock paling mutakhir, SID telah merampungkan proses rekaman bersama Sony Music dengan judul album ?Kuta Rock City? dan hingga minggu ke-3, um, telah terjual puluhan ribu kopi. Oh, coba juga beli majalah Time (Asia) edisi pertengahan Juni, SID disebut juga di situ. Gak banyak sih, tapi lumayanlah buat diceritain ke anak cucu: ?Biar gini-gini bokap lu dulu Rock Star lho?? Kebanggaan domestik yang cukup untuk membuktikan bahwa kita ada di dunia tak sekadar jadi aksesori doang? Whoa!

Dikisahkan secara bersemangat dan penuh gairah narcissism oleh Rudolf Dethu
(Serta?terima kasih Tuhan?sama sekali nihil pengaruh alkohol)

0 Replies to “Interview with Superman Is Dead”

  1. kano says:

    kapan dong SID bikin album baru? dah lama saya tunggu2 albumnya sampai sekarang !!!!!!! fans abies ma SID nie by KANO

  2. fariz says:

    SID the best! Cheers and beers to them! they made this fuckin world be so pure and ultra beauty! thanks!!!!!

  3. venus says:

    hahahha jerink!
    makan tuh tahu goreng
    eka eka eka.. anakmu udah besar kah??
    romeoo romeeoo
    bob..bobb.. tutup botol!

    *venyus kecil*

  4. w-lhem dafo says:

    gw banyak terinspirasi lo semua

  5. recha says:

    I am a punk girl,,hehehehehehhhh

    SID,,,g usah takut lagi kalo mau ke jember

  6. me" says:

    huuu…
    kaliaaan eMang maNtaBp abieeeeeeeeeezzzz…

    sUksez tyus dah..

    pUnk rocks never die…

    n,n

  7. yayan says:

    tiada hari tanpa denger lagu SID………
    coz bikin semangat menggebu!!!
    aku outSIDer sampe kpn pun….
    salam ”PUNK’S NOT DEAD”

  8. rieya says:

    SID THE BEST…..
    Tetap Abadikan Jiwa pemberontakmu……

  9. w-lhem dafo says:

    gw banyak terinspirasi lo semua

  10. made sang outsider says:

    SID emang band paling mantap yang pernah w temuin…………

  11. adzy says:

    dateng lagi dunk ke lampung

  12. MIRA says:

    SID you is the besszt……. kmuu itu bnerr” kereennn abieest… gue suka gyaa eloo…

Leave a Reply to kano Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *