The Radio Dept. Live at Potato Head; photos and report

Gigs

Written by:

Akhirnya, setelah melewatkan saatThe Radio Dept. pertama kali datang ke Indonesia beberapa tahun yang lalu, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan mereka saat mereka manggung di Potato Head, Sabtu (23 April 2011) kemarin. Mungkin penampilan mereka kali ini tidak tepat disebut sebagai konser, lebih tepatnya mungkin intimate gig, mengingat venue penyenggaraan tidak sebesar tempat penyenggaraan konser lainnya. Menurut beberapa teman hadir malam itu dan juga kebetulan hadir saat konser The Radio Dept. pertama kali di Bandung beberapa tahun lalu, tempat kali ini lebih cocok. Sayang, venue yang kecil dan seharusnya menyenangkan untuk sebuah intimate gig terlalu penuh, sehingga banyak pengunjung yang tidak dapat menikmati pertunjukan dengan layak.

Tepat jam 9 malam, pengunjung dipersilahkan untuk masuk dan banyak dari mereka yang belum pernah mengunjungi venue sebelumnya terkejut dengan pengaturan panggung dan lay-out venue. Di depan panggung tampak sudah berjubel pengunjung. Saya pun harus berpikir kreatif untuk mendapatkan tempat yang pas untuk bisa menyaksikan pertujukan dan akhirnya menemukan sebuah spot di belakang FOH monitor.

Sajama Cut membuka pertunjukan kali ini. Saya catat ini kali ketiga Sajama Cut menjadi band pembuka konser dan pertunjukan band luar negeri, setelah sebelumnya mereka menjadi opening act saat Asobi Seksu dan MGMT. Sebuah prestasi yang bagus buat sebuah band lokal, tetapi tak dapat dipungkiri ada beberapa pihak yang berbicara miring tentang hal ini. Setlist mereka juga tak jauh berbeda dengan saat menjadi opening act dua konser sebelumnya, tapi ada beberapa variasi aransemen yang saya dengar dalam setlist mereka kali ini. Kendala teknis pada ampli gitar juga beberapa kali muncul saat mereka di panggung, tapi overall saya menikmati penampilan mereka malam itu.

Sekitar jam 23.30, The Radio Dept. akhirnya menaiki panggung dan memulai set mereka malam itu dengan `Domestic Scene`. Entah mengapa, selain penonton yang tampak berdesak-desakan, saya merasa pertunjukan malam ini bakal melenceng jauh dari ekspetasi saya. Mungkin karena posisi saya yang berada di samping panggung, saya tidak dapat menikmati sound mereka dengan benar sehingga saya tidak mendapatkan perasaan yang sama saat mendengarkan materi-materi rekaman mereka. Dan apa yang mereka tampilkan semakin mengesahkan asumsi saya bahwa band dengan sequencer tak akan bisa menjadi band yang atraktif.

Baru ketika `Keen On Boys` dimainkan, sedikit kekecewaan saya mulai hilang. Dan beberapa setelah itu seperti `Ewan`, `Freddy And The Trojan Horse`, `1995`, `The Worst Taste In Music` dan `Heaven’s On Fire` mampu membuat saya ikut menyanyi dan bergoyang mengikuti irama lagu mereka. Ada sesuatu hal yang cukup lucu, yaitu ketika satu persatu personel The Radio Dept meninggalkan panggung saat lagu `Closing Scene` selesai dimainkan, penonton tampak sedikit `kentang` tapi entah kenapa tidak ada yang merespon dengan teriakan `We Want More` yang sering kita dapati. Tak berapa lama setelah itu, para personel The Radio Dept. kembali ke atas panggung dan suasana menjadi sedikit canggung, seakan-akan mereka berpikir bahwa aksi encore yang mereka lakukan gagal tapi mereka tetap harus kembali ke stage karena mereka sendiri merasa `kentang`. Akhirnya lagu `Why Won’t You Talk About It` dibawakan dan itu menjadi satu-satunya lagu dalam setlist encore mereka sebelum akhirnya mereka
turun panggung. Beberapa orang disekitar saya sempat terdengar kecewa, karena lagu-lagu yang mereka harapkan untuk dimainkan tak ada dalam setlist.

Secara garis besar, malam itu sebenarnya tidak buruk. Saya dapat menangkap maksud penyenggara acara membuat acara di venue itu. Tapi sekali lagi, hal ini justru membuktikan bahwa Jakarta kekurangan live venue yang mumpuni untuk menyenggarakan konser dalam skala small hingga medium. Sesungguhnya malam itu akan menjadi menyenangkan bila penonton tidak terlalu banyak tapi banyaknya penonton yang datang juga membuktikan bahwa banyak orang disana yang haus akan hiburan dari band-band dengan kualitas yang bagus dan tidak seperti band-band yang sering kita lihat di televisi lokal. Cheers!!!

(anthono oktoriandi)

0 Replies to “The Radio Dept. Live at Potato Head; photos and report”

  1. malklausa says:

    loh seingat saya pada teriak2 we want more kok,cukup lama malah. malah ada part lucu pas pintu 'backstage' kebuka semua udh pada heboh, ternyata yang keluar pelayan.

  2. Eric Wirjanata says:

    hahaha… iya.

    we want more nya rada telat gitu, kayaknya pada ngga ngeh kalo mereka udah beres, dikira lagi ngapain kali ya…

  3. wahyu says:

    bagaimana bisa dibilang "tidak buruk"? justru menyedihkan menurut saya..
    reviewer ini mungkin tidak merasakan bagaimana perasaan penonton yang di belakang.. tidak dapat melihat aksi panggung radio dept.
    lalu, bagaimana mau berharap "penonton tidak terlalu banyak" sementara dari awal tiket sudah dipatok untuk 800 orang? sementara panitia seharusnya tau bahwa potato head bukanlah tempat yang besar..
    dan menurut saya, waktu itu penonton pun tidak banyak.. sudah sedikit.. hanya berjubel saja memang..

  4. wahyu says:

    oh iya. mengenai "band dengan sequencer tak akan bisa menjadi band yang atraktif.".. ya memang style panggung radio dept seperti itu. emang mau seatraktif apa harapannya? sementara jenis lagu-lagu radio dept sendiri memang tidak membawa kepada suasana atraktif di panggung!

  5. valerie says:

    Venue yang sempit sangat membuat tidak nyaman..slain ga bs ngliat ke arah panggung krn ketutupan org2 yang bejubel juga krn ada tangga (yg merupakan bagian dari potato head) yg menghalangi pandangan. Apalagi penonton dibiarkan terlalu lama menunggu penampilan sajama cut dan radio dept. Overall agak mengecewakan dan kurang puas. Semoga bs menjadi pelajaran bagi gigs2 slanjutnya 🙂

Leave a Reply to valerie Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *