Pecha Kucha : MIXTAPE: Shuffling Creativity with Music

events

Written by:

Sebuah acara berbagi ide dan pengalaman yang selalu menarik. Kali ini mereka berbagi ide mengenai geliat industri musik. Seru pastinya memperhatikan presentasi-presentasi yang diberikan, itulah mengapa Deathrockstar sebagai webzine yang asoi memberikan dukungan moral dan doa sepenuh hati untuk acara ini.

Mari disimak ringkasan ceritanya dibawah ini.

Para Pembicara Pecha Kucha Jakarta Vol. 19

Indra Aziz (VokalPlus)

Intan Anggita (Penulis & Aktivis Musik, Pemilik Sub-Store)

Menjelajah Belantara Musik Indonesia Lewat Pecha Kucha Night Jakarta

Jakarta, 23 September 2014 – Geliat industri musik tanah air menggelitik ajang berjejaring kreatif Pecha Kucha Night Jakarta untuk mengulik musik dalam volume ke-19-nya bertajuk “MIXTAPE: Shuffling Creativity with Music” yang akan dilangsungkan malam ini.

Dilatari perkembangan berbagai inisiatif di tanah air yang mengekspresikan kecintaan terhadap musik, Pecha Kucha Night Jakarta Volume 19 bertujuan menampilkan gairah para penggiat musik ke hadapan masyarakat ibukota.

“Disadari ataupun tidak, pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah wajah industri musik. Jika tak dibarengi perubahan pola pikir, bisa-bisa industri musik kita disapu konflik akibat keterlambatan budaya, atau cultural lag,” kata Nia Sadjarwo, Community Curator dari konsultan kehumasan Maverick, selaku penyelenggara Pecha Kucha Night Jakarta. ”Dalam ekosistem seperti ini, kita harus bahu-membahu menyikapinya secara kreatif. Oleh karena itu, kami menggandeng 12 penggiat musik dari latar belakang perspektif berbeda yang akan menyoroti kekayaan maupun kemelut industri ini dalam MIXTAPE”, lanjut Nia.

Mereka ialah Indra Aziz, Robin Malau, Sarah Glandosch, Iman Fattah, Intan Anggita P. atau sering dikenal sebagai Badut Romantis, Muhammad Amrullah alias KOJEK rapper Betawi, Anitha Silvia dari Indonesian Netlabel Union, Rudyanto dan Aldy Fauzal dari BerisikRadio, Dwika Putra dari AkustikAsik, Yulius Iskandar sang manajer BOTTLESMOKER, Ananda Suryo dan Herald Reynaldo dari Sounds from the Corner, serta Hendry Halim dari GitarisINA.

Sebagai pembicara di Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 19, sosok-sosok kreatif ini akan berbagi cerita tentang kiprah mereka di belantara musik Indonesia, baik selaku pengamat, pelaku, edukator, maupun unsur pendukung seperti manajemen, label dan radio.

Pemenang anugerah British Council’s Young Creative Entrepreneur 2014, Robin Malau, misalnya, menghidupkan geliat wiraswasta musik tanah air dengan mendirikan agensi musik Musikator yang bercita-cita melambungkan musik indie Indonesia ke tingkat dunia dan telah diakui oleh sejumlah distributor internasional seperti Spotify. Contoh lainnya ialah Iman Fattah, yang sukses menghidupkan karya sutradara kenamaan Joko Anwar dengan musik dan efek suara yang ia desain hingga meraih sejumlah penghargaan.

Nia menambahkan, “Potensi pasar musik Indonesia sangat besar. Kami berharap edisi Pecha Kucha Night Jakarta kali ini dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk berkontribusi mengejar ketertinggalan industri musik lokal. Kita bisa mulai dari hal yang sangat sederhana, yaitu membangun interaksi untuk menuju kolaborasi baru.”

Tak hanya memperkaya khasanah diskusi industri kreatif tanah air, banyak hal unik dapat ditemukan dari ajang berjejaring Pecha Kucha. Misalnya saja, dengan berlandaskan semangat kolaborasi, acara ini diselenggarakan seluruhnya atas kontribusi sukarela alias pro bono dan dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Kesempatan berbicara di Pecha Kucha Night Jakarta juga terbuka bagi siapapun yang siap berbagi dan menginspirasi. Selain itu, kendati melibatkan belasan pembicara, acara ini jauh dari kata membosankan karena para pembicara ditantang untuk kreatif bercerita secara “tepat dan singkat” melalui format presentasi “20 slide x 20 detik”.

Sebagai tokoh utama di balik kesuksesan Pecha Kucha Night Jakarta, konsultan kehumasan Maverick senantiasa berkomitmen mendukung kegiatan yang melahirkan ide-ide kreatif individu maupun komunitas. Tak hanya Pecha Kucha Night Jakarta, komitmen tersebut diwujudkan pula dalam inisiatif-inisiatif lainnya seperti The Recruit, Catalyst, dan sebelumnya Pesta Blogger.

Pecha Kucha Night Jakarta Volume ke-19 kali ini didukung pula oleh Es Teler 77 Adityawarman dan Deathrockstar, sebuah majalah musik online.

***

Tentang Pecha Kucha
Pecha Kucha (biasa disebutkan dalam tiga suku kata “peh-chak-cha”) adalah istilah dari bahasa Jepang untuk menggambarkan suara percakapan di dalam sebuah ruangan yang penuh orang. Istilah ini dipinjam oleh Astrid Klein dan Mark Dhytham, dua arsitek dari Klein Dhytham Architecture untuk mengggagas sebuah ajang networking dan gathering seru dan menyenangkan. Ajang bersifat santai ini menjadi tempat berkumpul orang-orang kreatif berbagi ide. Pecha Kucha pertama kali diselenggarakan di Tokyo pada bulan Februari 2003. Kini, Pecha Kucha telah diselenggarakan di 700 kota di seluruh dunia. Lebih lanjut mengenai Pecha Kucha Global dapat mengunjungi (http://www.pechakucha.org/).

Tentang Pecha Kucha Night Jakarta

Pertama kali diadakan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 2009, digagas oleh Nadine Freischlad, wanita keturunan Indonesia-Jerman yang juga penyelenggara Pecha Kucha Night di Jerman. Sejak tahun 2010, Maverick menerima lisensi selaku Official Pecha Kucha Night City Organiser untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Maverick adalah sebuah perusahaan konsultan komunikasi yang telah berdiri sejak tahun 2002. Jakarta adalah kota ke-177 di dunia yang mengadakan acara Pecha Kucha Night dan kota kedua di Indonesia yang menangkap virus ide Pecha Kucha Night setelah Bandung. Pecha Kucha Night Jakarta diharapkan dapat menjadi wadah kreativitas bagi kaum metropolitan di Jakarta. Informasi lebih lanjut mengenai Pecha Kucha Night Jakarta dapat dilihat melalui blog (http://pechakuchajkt.wordpress.com/), Facebook (Pecha Kucha Jakarta) dan Twitter (@pechakuchajkt).

Comments are closed.