A Mind Blowing Detonator
Burning Inside
7.3

Boom! Ck ck ck ck ck?crik rick?boom! A mind blowing detonator atau ?pemicu penghancur pikiran!? Wow dude, Jika memang hal tersebut diciptakan, Burning Inside harus segera men-trademarknya, karena tampkanya banyak band sejenis yang menapaki jalan yang sama.

Tidak ada yang special dari album terbaru Burning Inside, yang telah cukup lama berhibirnasi ini, namun kualitas penulisan mereka adalah sesuatu yang dirindukan pada lagu-lagu musisi indie lokal sekarang ini. Dengan menggabungkan riff-riff metal new-school, sound up-to-date band-band screamo, dan melodi-melodi dan chorus-chorus yang terdengar anthemic, Burning Inside menciptakan sebuah album yang kita baptiskan sebagai ?memorable metal? (sesuatu yang berhasil dilakukan Puppen pada album MKII).

Riff-riff dan melodi vokal yang hummable (?Greed?, ?Thanks for nothing?, ?Ill Society?), diselipi teriakan-teriakan screamo a?la Thursday atau Taking Back Sunday (?Pimps and whores?), menyajikan lagu-lagu light metal yang memberikan senyuman pada setiap anak metal di tanah air. Meskipun lagu-lagu ini terdengar lebih ?enteng? dan ?terang? dibandingkan dengan apa yang mungkin dikejar Burning Inside, tidak dapat dipungkiri bahwa refrain pada ?Arah? dan ?High Endurance? adalah baris-baris nada yang sangat catchy. Semua melodi langsung pada intinya. (Hampir) setiap ketukan adalah 4/4. Setiap riff terdengar seperti mereka muncul dari mulut Beavis and Butthead (deng-ding-deng). Dan setiap lirik tertulis seperti yang diharapakan pada sebuab band yang mengaku terbakar didalam. Marah pada dunia. Kecewa pada dunia. Sedih pada diri sendir. Sedih pada orang lain. Marah pada dunia lagi.

Masih banyak kekurangan dalam album ini, namun mungkin, dalam rekamannya yang tipis, kemarahannya yang predictable, dan kenihilan-nya dalam unsur kejutan, Burning Inside menyajikan sebuah album yang dapat menggapai lebih banyak massa rocker daripada segerombolan anak metal penggerutu incaran mereka. Sebuah album yang konsisten. Catchy metal for a Sunday drive.

Robert Marcus, February 2005