Pusakata dan Kegelisahannya tentang Anak-anak di Lagu “Cemas”

News

Written by:

Pusakata atau Mohammad Istiqamah Djamad atau akrab disapa mas Is, kembali dengan karya musik baru. Dengan single berjudul “Cemas”, sebuah lagu yang dibalut lirik getir tapi dikemas dalam melodi yang manis.

Dalam single musik ini ia hanya bekerja dengan dua gitar dan satu cello, dan bercerita tentang ketakutan anak-anak yang menjadi antara lain korban perang, konflik, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual. Mereka cemas karena selalu ingin lari dari tempat yang gelap itu. Akan tetapi, dia tak tahu akan lari ke mana atau ke siapa.

“Saya membuat lagu ini dengan tiga bagian terpecah. Di depan ada kecemasan, di tengah ada melodi manis yang membungkus refrain, dan di bagian akhir tetap ada ketakutan. Soalnya ke manapun mereka lari, anak-anak akan tetap dihantui,” ungkap Pusakata.

Simak lirik “Cemas” berikut ini:

Gadis kecil berlari tertatih di tengah gelap malam
Mencari sebentuk asa yang telah menua
Bersama langkah kakinya yang tak pernah berhenti
Tak tahu kemana akan dibawa berlabuh

Reff:
Di tangannya segenggam harap yang murni
Tanpa rekayasa, berwarna warni
Dan kadang cukup mewangi
Dibagikan pada segenap mahluk yang ditemui di kanan kiri jalan yang sepi
Menuju pagi hari

Oh cemas tak tentu arah

Akan dibawa kemana pergi semua yang
telah dilalui
Ingin atau tak ingin semua ikut di pundaknya

Dipikul tak bisa dibagi pada siapa entah siap
Atau mungkin ini kebetulan yang ironi..

Proses pengerjaan single Cemas:

Pusakata mengaku, akhir-akhir ini sedang dihantui anak-anak korban konflik. Bukan karena momen Ramadan, tapi buat dia, masalah eksploitasi anak-anak menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung usai.
“Sebetulnya intro lagu ini sudah dibikin lama, tapi belum ada ide liriknya. Entah karena usia atau anakku ada empat, tapi masalah anak-anak di luar sana ini membuat saya gelisah,” kata Pusakata.
Kegelisahan itu membuat Pusakata tak bisa tidur dua hari dua malam. Dia merasa ada yang mau keluar dari kepala, tapi sulit. Biasanya, kata Pusakata, kalau gelisah begitu dia mencari studio untuk menyalurkan semuanya.
Dibantu kawan di Makassar, dia menemukan studio. Sambil memetik gitar, Pusakata menyelesaikan musik dan lirik lagu “Cemas” hanya dua jam. Pusakata memang membungkus lagu “Cemas” dengan aransemen yang minimalis agar setiap bait lirik bisa diresapi.
Menurut Pusakata, dia sengaja merilis single “Cemas” satu pekan sebelum Lebaran. Dia ingin, di tengah semangat merayakan Idulfitri dan membawa rindu saat pulang ke rumah, pendengar akan tetap memikirkan apa yang sedang terjadi di luar sana, terutama masalah anak-anak.
Lewat visualisasi animasi yang disutradarai Pusakata bersama Deklestari, videoklip “Cemas” menampilkan seorang anak perempuan yang sedang membawa boneka beruang. Wajahnya cemas, ketakutan, dan air matanya menetes. Dia duduk di antara reruntuhan tempat tinggalnya.
Deklestari menceritakan, proses gambarnya dimulai di tembok tempat tinggalnya. Pasalnya, ide datang saat pukul 2.00 dinihari. Saat Pusakata memberikan materi lagu “Cemas”, Deklestari langsung meresponsnya di dinding.
“70 persen ide video animasi ini dari Pusakata. Dia memberikan gambaran ingin video yang seperti apa. Saat eksekusinya saya dibebaskan. Setiap scene yang saya bikin, saya sesuaikan dengan konteks lagunya,” kata Deklestari.
Single “Cemas” dirilis secara serentak mulai hari ini lewat platform musik digital bersama label My Music Records. Bersiaplah mendengar satu nomor getir yang manis, karena setitik harapan akan selalu ada di tengah masalah yang menghimpit.

agu single Cemas oleh Pusakata

kover untuk lagu single Cemas oleh Pusakata

Comments are closed.