Tag: marsh kids

  • Carte Blanche : Supersonik! #1 feat Marsh Kids & Negative Lovers

    Carte Blanche : Supersonik! #1 feat Marsh Kids & Negative Lovers

    Carte Blanche: Supersonik! adalah rencana program rutin IFI Jakarta untuk mempromosikan musik-musik independent yang berani menyusuri arus pinggir dengan suara-suara yang berada di garda depan.

    Sebuah event yang dimulai dari ajakan Dimas Jayasrana untuk mengisi event di auditorium milik Institut Francais Indonesia yang baru. Mengingat orang Perancis biasanya serius dalam membangun tempat pertunjukkan, maka ajakan kolaborasi tersebut disambut baik oleh Deathrockstar tidak pakai banyak mikir.

    Berkolaborasi juga dengan tim SRM maka acara pertama kemudian berlansung.

    Untuk edisi pertama acara ini menampilkan Marsh Kids dan Negative Lovers, merupakan dua band yang dirasa cocok mewakili semangat yang ingin dibangun di acara ini. Dua band yang rasa-rasanya cocok mencoba akustik ruangan auditorium IFI ini secara maksimal dengan tebaran kebisingan.

    Dan rasa ingin menikmati musik garda depan ini membuat banyak orang rela menembus hujan deras supaya bisa tiba saat acara berlansung. Disambut baik dengan kedua band yang tampak menikmati set mereka dan akustik ruangan yang mumpuni dipadu dengan peralatan musik yang asoi membuat orang-orang berselera advance terobati dahaganya akan musik-musik bising yang indah.

    Untuk kemudian saya pulang dengan hati puas.

    negative_lovers-06

    negative_lovers-04

    negative_lovers-03

    negative_lovers-02

    Negative Lovers
    Negative Lovers
    Heineken
    Heineken

    marshkids-003

    marshkids-002

    Marsh Kids opened Supersonik
    Marsh Kids opened Supersonik

    heineken-2

  • Supersonik #1 feat NEGATIVE LOVERS & MARSH KIDS

    Supersonik #1 feat NEGATIVE LOVERS & MARSH KIDS

    Supersonik #1 feat  Marsh Kids Negative Lovers Rabu 25 Maret 2015 Auditorium IFI Jakarta.  19.00-bubar
    Supersonik #1
    feat
    Marsh Kids
    Negative Lovers
    Rabu 25 Maret 2015
    Auditorium IFI Jakarta.
    19.00-bubar
  • Marsh Kids merilis video lirik Fugly Holiday

    Marsh Kids merilis video lirik Fugly Holiday

    Di masa liburan ini tidak semua orang bergembira ria, mungkin ada yang sedang sedih dan berkabung. Ini ada lagu peneduh sanubari kalian dari Marsh Kids, biarkan Ade Palloh yang mewakili kalian menangisi hari libur yang tidak rupawan kalian.

    Enjoy.
    marshkids-fugly-holiday

  • Marsh Kids – The Many Failings of Bugsy Moonblood

    Marsh Kids – The Many Failings of Bugsy Moonblood

    marsh_kids-coverMarsh Kids
    The Many Failings of Bugsy Moonblood
    Helat Tubruk / Demajors

    Album ini telah saya antisipasi sejak single Inclination diperdengarkan. Di lagu ini sudah terasa kesolidan “super” group ini, dimana Marsh Kids tidak lagi terdengar sebagai Ade Palloh dan teman-teman indie rock nya tetapi sebagai entitas baru bernama Marsh Kids.

    Pengalaman berbeda saya dapatkan saat menyaksikan live mereka beberapa waktu lalu saat band ini sudah lebih solid, di situlah saya meletakkan ekspektasi besar pada album ini. Album penuh eksperimen, dimulai dari pencitraan dan penulisan sejarah band sampai aransemen musik dengan campur-campur elemen jazz, baroque, pop sampai folks.

    Namun rupanya sebagian besar lagu dialbum ini ternyata belum solid, karena ranah yang baru dan gaya yang baru ini rasa-rasanya belum se-autentik itu saat direkam. Cara bernyanyi nya belum sesolid saat Ade bernyanyi untuk Sore; sementara instrumen lain juga terdengar masih ragu, mungkin belum terbiasa menjadi flamboyan.

    Kebetulan disaat menulis review ini saya membaca sebuah artikel mengenai Bob Dylan dan misteri “Basement Tape”. Bukan mengenai “hilangnya” rekaman tersebut, tetapi mengenai proses rekamannya. Bob Dylan dan ‘band’nya menghabiskan waktu berminggu-minggu mencari ‘suara’ yang tepat untuk proyek ini sambil meng-cover berbagai lagu folk dan country. Sampai akhirnya mereka nyaman satu sama lain dan materi lagu mereka, untuk kemudian merekamnya.

    Proses menemukan chemistry dan ‘suara’ yang tepat adalah sesuatu yang sangat mewah di negeri ini, saat investasi uang dan waktu yang perlu diluangkan bisa dibilang belum ditemukan titik cerah untuk mencapai break even dalam setahun atau dua tahun. Maka saat mendengarkan sebuah album bermateri sejenius ini namun kekurangan reaksi kimia antar personel seperti album ini, saya tidak banyak mengeluh.

    Bukan artinya tidak ada lagu yang bisa menjawab ekspektasi tinggi tersebut , karena masih ada lagu Inclination, El Camino, Bentang Bintang dan Bugsy Moonblood. Keempat lagu itu adalah favorit saya, dan empat lagu ini adalah alasan saya mau menulis review album ini. Progresi lagu yang tidak tertebak, satu saat melodius satu saat bisa chaos, satu saat penuh harmoni satu saat tidak nyambung. Namanya juga eksperimen bisa berhasil bisa gagal, dan menurut saya empat lagu itu kebetulan yang paling berhasil. Yang lainnya hanya butuh proses untuk menjadi solid.

    Download Marsh Kids – The Many Failings of Bugsy Moonblood
    di iTunes
    Beli Marsh Kids – The Many Failings of Bugsy Moonblood
    di demajors online store.

  • Lagu Baru: Marsh Kids – Inclination

    Lagu Baru: Marsh Kids – Inclination

    dengar lagu baru marsh-kids-inclination
    Dengar lagu baru Marsh Kids – Inclination

    “Dari dunia di mana pria merokok cerutu dan bernyanyi secara flamboyan, datang enam bandit dengan penampilan yang berbeda. Dengan gitar di tangan dan bekas luka di dalam hatinya, mereka muncul bersenjatakan lagu-lagu yang berbicara tentang kerinduan, penyair yang terlupakan dan penebusan.”

    Itu adalah kalimat sambutan dari band dengan enam anggota dari latar belakang berbeda;

    Adalah S. Pramudita, Drs. F. Achmar, B. Saleh, G. Rahmadeva, M. Fahri dan B. Tobing, enam pria yang datang dari pengalaman musikal yang beragam.

    S. Pramudita dengan Tigapagi, B.Saleh, G. Rahmadeva dengan Polka Wars, B. Tobing dengan San Teletone, Drs. F. Achmar dengan Sore dan M.Fahri di Duckdive,

    Mereka berenam melahirkan sebuah proyek musik yang akhirnya solid untuk dirilis dalam rupa fisik lewat label Helat Tubruk dan distribusi via DeMajors. Single pertama “Inclination” memberikan saya optimisme pada rilisan ini. Keenam orang dari latar belakang berbeda tersebut telah terdengar melebur menjadi sebuah karakter yang solid.