Manusia purba Homo Soloensis yang terlahir di pinggiran sungai Bengawan Solo adalah salah satu
dari sekian makhluk purba yang sudah bisa berfikir nalar pada lingkungan sekelilingnya,dan juga
pintar karena lingkungannya. Tercermin dalam mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan
memanfaatkan benda-benda disekelilingnya, karena itu mereka termotivasi oleh filosofi Homo
Soloensis yaitu pintar dan cerdas karena sekelilingnya. Entah ini adalah mandat Nenek Moyang atau
hanya semangat berkarya mereka saja, SOLOENSIS terbentuk tahun 2008, dan beberapa kali
mengalami perubahan personil di kala itu, dan personil tetap saat ini tercatat, Pungkas Pinundi (gitar),
Gema Isyak A (vocal/gitar), Janu Joni (bass), Galang Dick B (drums).
Sebenarnya susah bagi kami untuk menyebut genre musik yang kami bawakan secara tepat, dibilang
Punk, Garage, atau bukan itu, padahal kami membawa protes politik, protes kemanusiaan. Di bilang
psychedelic rock? Musik Soloensis tidak menggunakan gear – gear effect yang aneh dan penuh
ambience, tetapi kami membawakan manifestasi psikis kami pada lirik lagu – lagu kami. Dibilang
Rock? Mereka mengaku tidak begitu handal dalam skill bermain, tetapi kami selalu berusaha tetap rock menurut Soloensis sendiri. Genre Soloensis adalah ketika teman – teman menyaksikan secara utuh apa yang kami bawakan di panggung live, ketika itulah anda bisa menyebut genre mereka disesuaikan keterwakilan kalian terhadap musik Soloensis. Karena apa yang kami lakukan dengan SOLOENSIS ini hanya tentang musik dan apa yang ingin mereka sampaikan hingga waktu yang tak tentu.
Enam nomor lagu di album ini adalah ketumpah ruahan ekspresi mereka dalam bermusik
sejak 2008 Soloensis “ada” hingga sekarang. Setapak demi setapak prosesnya tersimpulkan di album
Self Titled ini, dari yang berjingkrak, kegirangan, berputar – putar, hingga diam menyimak keadaan
sekitar. Berisi enam track lagu dengan lima track lagu ber-lirik bahasa inggris dan satu
track lagu berbahasa Indonesia “Tak Lagi Sejati” yang sudah kami rilis di tanggal 12 Oktober 2014
dan menjadi single perdana/andalan dari album Soloensis Self Titled dan sudah beredar. Dengan ini
ALBUM SELF TITLED SOLOENSIS 2014 telah siap beredar, sebagaimana mestinya karya
mempunyai sisi kehidupan sendiri. Dan kami percayakan kepada teman – teman semua untuk
bersama – sama menyimak.
Tag: Solo
-
Soloensis merilis debut albumnya
-
Danila #telisikJawaTengah tour Semarang, Jogjakarta & Solo
Danilla solois yang sedang naik daun, dikenal karena suaranya yang bagus dan kolaboratornya Lafa yang memang jenius membuat aransemen lagu akan mengunjungi Jawa Tengah dalam rangkaian tur #telisikjawatengah
Jangan lewatkan kesempatan ini. cek jadwalnya dengan seksama.
Semarang
Friday 12 Sept
Le RestoSolo
13 Sept 2014
Angkring SoloJogjakarta
14 Sept 2014
Lagani Coffee -
Aliansi Musik Agustus 2014
Tracklist :
01. Pribumi – Rokokku (Yogyakarta)
02. OK Karaoke – Departed (Semarang)
03. Soloensis – Tak Lagi Sejati (Solo)
04. Young Savage – Night Fall (Malang)
05. Heavy Monster – Maaf (Surabaya)
06. Pancasuara – Kamu (Bandung)
07. Elephant Kind – We All Lose (Holy Sh*t) (Jakarta)Secara material, musik adalah asupan wajib setiap harinya untuk terapi telinga kita. Daftar lagu pun kadang diatur ‘ngacak’ dalam ipod, Mp3 player, atau komputer sesuai mood kalian. Tapi, biasanya playlist akan terdengar membosankan kalau referensi musik terbatas. Apalagi kalau yang dibicarakan disini musik Indonesia yang variatif hingga ke pelosok kota. Itulah salah satu alasan Aliansi Musik dibentuk, kita pun memberi solusi rutin setiap bulannya. Daftar musisi yang disediakan mempunyai nafas-nafas kesegaran. Cukup ‘klik’ download dengan tanpa rasa takut berurusan masalah dosa atau nggak. Tenang! Semua lagu yang tersedia disini legal karena sudah dapat kesepakatan dari pihak terkait. Sebarkan! Dan selamat mendengarkan kompilasi Aliansi Musik bulan Agustus 2014.
01. Pribumi – Rokokku (Yogyakarta)
“Mungkin masih banyak yang asing dengan nama Handoyo Puwowijoyo. Sosok yang lebih banyak “dibalik layar” saat Seek Six Sick pentas karena (mungkin) lebih dikenalnya sosok seorang Bofag sebagai sang vokalis utama. Handoyo sebenarnya adalah seorang sosok vokalis yang cukup berpengaruh dalam perkembangan band-band eksperimental di Jogja pada awal era 2000-an.
Pribumi adalah proyek bermusik dari Handoyo Puwowijoyo, Soni Irawan pada gitar dan Aan pada drum. Cukup menarik karena dapat dibilang ini adalah proyek bermusik dari personel Seek Six Sick, meskipun Handoyo terlihat lebih dominan daripada Soni Irawan yang biasanya mengokupasi performa panggung dengan karakter sound noisenya. Lirik-lirik puitis dari Handoyo sukses membentuk karakter tersendiri dari band ini terlepas dari band asal mereka.”—Komang Adhyatma (www.kanaltigapuluh.info/)
02. OK Karaoke – Departed (Semarang)
“Lagu yang sebelumnya pernah masuk di album kompilasi Atlas City Movement di tahun 2012 ini ternyata disertakan ke dalam album penuh perdana veteran indie pop kota Semarang, OK Karaoke, bertajuk Sinusoid, bersama dengan 8 track lainnya. Sinusoid sendiri telah dirilis akhir bulan Juli 2014 kemarin, dan banyak yang cemas apakah Sinusoid akan menjadi album penuh pertama sekaligus “perpisahan” dari OK Karaoke, dikarenakan kesibukan masing-masing personel sehingga nama mereka hampir tak pernah terlibat di poster-poster gig lokal. Kami harap tidak, karena lagu ini adalah salah satu alasannya.”—Andi Fitriono (www.houtskools.com/)
03. Soloensis – Tak Lagi Sejati (Solo)
“Gairah muda yang dinamis dan meledak-ledak membuat musik rock tidak hanya sekedar musik keras yang memanaskan amplifier. Bertalenta, panas, ganas, dan liar membuat Soloensis patut untuk diperdengarkan. Semoga album mereka segera rilis.”—Ekawan Raharja
04. Young Savage – Night Fall (Malang)
“Young Savages, sebuah generasi baru band indierock yang terbentuk di bulan November tahun 2013. Asal nama Young Savages berasal dari kebiasaan mereka yang sering menghadiri pesta di sebuah beerhouse Houtenhand di Kota Malang, tanpa memikirkan apakah hari esok akan datang lagi. Banyak di antara lirik lagu mereka bertemakan bagaimana melangsungkan hidup dengan semangat anak muda dan pertemanan yang sangat berpengaruh juga dalam kehidupan mereka sehari – harinya. Young Savages di awal terbentuknya beranggotakan Bintang (gitar), Adin (vokal), Raditya(drum), Rendy(bass) dan Eric(gitar), selang beberapa waktu Eric di gantikan oleh Rian asu. Untuk para pecinta sound british indie rock, seperti Tribes, The Twangs dan All the Young, this is Young Savages from malang.” Akhmad Alfan (malangsubpop.wordpress.com/)
05. Heavy Monster – Maaf (Surabaya)
“Setelah album repackaged “One Message One Love” pada 2009 silam, Heavy Monster belum sekalipun merilis album lagi. Pasca lebaran kemarin menjadi momen Heavy Monster untuk merilis single terbaru bertajuk ‘Maaf’, yang bercerita tentang seorang laki-laki tidak lagi nyaman dengan kekasihnya, dia ingin bebas dan lepas dari aturan-aturan percintaan yang terlalu memberatkan dirinya– bukankah cinta itu tanpa syarat– akhirnya hubungan cintah harus diakhiri dengan merdeka. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, karena akhir dari sebuah cinta tidak harus berujung pada tangisan. Single ‘Maaf’ ini merupakan bagian dari album terbaru Heavy Monster yang bakalan dirilis dalam waktu dekat.”—Emirul “Otis” Fahmi Fanshuri (www.praotozine.wordpress.com)
06. Pancasuara – Kamu (Bandung)
“Kali ini saya temukan Band Bandung yang menawarkan warna-warna musik etnis dipadu dengan musik modern. Mereka masih muda dan ingin membawa musik etnis untuk bisa didengar oleh segala kalangan. Mari kita simak!”—Gagi Aria Alembana
07. Elephant Kind – We All Lose (Holy Sh*t) (Jakarta)
“Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ucup (Demajors) telah menyelenggarakan acara musik rutin seminggu sekali yang bernama Pop Up. Dengan adanya gig tersebut saya berhasil dipertemukan dengan Elephant Kind. Kwartet indie-rock yang memberi nuansa baru dalam scene musik lokal. Atau kata paling tepatnya “refreshing”. Terdiri dari Bam Mastro (Songwriter / Vocal / Guitar), John Paul Patton ( Bass / Synth Bass / Vocal ), Dewa Pratama ( Synths / Multi-Instrumentalist ) dan Bayu Adisapoetra ( Drums & Percussion ).
Adapun single kedua dari mereka yang diberi judul “We All Lose (Holy Sh*t)” paling berbeda. Disini sedikit diracik irama RnB kekinian. Tak heran kalau musik yang mereka suguhkan itu berkualitas export. Dengarkan sendiri kalau tidak percaya.”—Robby “Robonggo” Wahyudi Onggo (Jakarta,www.deathrocktar.club)