Phillips Fidelio M1

advertorial

Written by:

phillip-fidelio-m1

Pada awalnya saya mencoba headphone-headphone hi-end Phillips disebuah press-conference, saya tertarik dengan presentasi mereka dan bagaimana kedetailan itu penting bagi Phillips. Bahkan salah satu aktifitasnya adalah tantangan telinga emas untuk mensosialisasikan pentingnya detail dan mengedukasi konsumen mengenai kehebatan produk Phillips.

Kemudian saya diberikan kesempatan mencoba headphone berdesain cakep bernama Fidelio. Beberapa kali mencobanya masih belum puas jika hanya menggunakan file-file audio berkualitas alakadarnya karena headphone ini sebaiknya digunakan untuk mendengarkan audio berkualitas tinggi atau paling tidak ‘cukup’.

Mencobanya satu demi satu menggunakan katalog audio saya, mulai dari indie-pop sampai techno, mulai dari folk sampai death metal; headphone ini mampu memaksimalkan potensi audio lagu-lagu tersebut asal berkualitas baik.

Untuk lagu-lagu berdistorsi akan cocok-cocokan, karena saat saya memutar album Phenomenon nya Sloth suaranya jadi lebih sesuai dengan selera saya dibanding saat sebelum-sebelumnya saya memutar album tersebut dispeaker alakadarnya. Sementara suara kasar ep Sneakerfuzz nya Morfem yang biasanya saya suka saat diputar di speaker biasa, menjadi terdengar melelahkan saat didengarkan menggunakan headphone ini.

Kemudian teman saya menyarankan untuk mencoba mendengarkan lagu-lagu yang memang didesain untuk speaker-speaker hi-end. Biasanya ada di lagu-lagu disko dan usahakan jangan yang versi Indonesia (karena katanya seringkali masteringnya disesuaikan untuk speaker menengah kebawah).

Dan benar juga, bisa dibilang ini pengalaman terbaik saya mendengarkan album-album disko tapi indies seperti St. Etienne, Tiger Baby, Ivy sampai Drum N Bass nya Rudimental. Kemudian saya mencoba yang lebih kencang seperti Atari Teenage Riot bahkan Nine Inch Nails, banyak detail baru yang terdengar lebih pas menggunakan headphone Fidelio M1 ini.

Jadi menurut saya headphone ini akan lebih cocok untuk mereka yang koleksi audio nya memang didesain untuk output kelas atas. Mungkin setelah menggunakan headphone ini kamu akan berhenti membeli cd-cd artis luar negeri bercap Indonesia, karena banyak yang masteringnya sudah “disesuaikan”.

Seperti file Weezer album Everything Will Be Alright In The End, saya hampir sedih mendengarkan versi CD lokal yang suara distorsi nya jadi mendem dan bikin gatel. Tapi ternyata saat saya menemukan sumber audio lainnya, suara distorsinya jadi maksimal. Saat inilah saya memahami maksud Otong Koil menyuruh saya membuang saja CD Manic Street Preachers edisi lokal, karena ‘mendem’ padahal kalau diputer dispeaker biasa mah baik-baik saja.

Kesimpulannya adalah, ini adalah headphone bagus. Cocok buat nge-dj juga kata teman saya seorang DJ dengan jam terbang tinggi. Jadi kalau koleksi audio kamu masih mp3 bajakan, sebaiknya upgrade dulu kualitas nya untuk bisa memaksimalkan kenyamanan headphone ini.

Comments are closed.