Kabar Burung adalah band yang menjadi perbincangan akhir-akhir ini karena karakter musik mereka yang unik. Saya pernah menuliskan kalau vokalis band ini falesnya sungguh tulus sampai menjadi keunikan rilisan mereka di tahun 2019.
Maka itu hujan rintik-rintik di Minggu malam tanggal 26 Januari 2020 kemarin tidak berhasil mengurungkan niat saya bersantai saja di sekitar Kemang. Apalagi Stars and Rabbit juga akan melakukan pertunjukkan perdana bersama personil baru.
Amboro, seorang solois melengkapi setlist malam itu. Hanya tiga penampil, artinya acara tidak akan selesai terlalu malam, tipe acara ideal saya memang.
Seperti sebuah tradisi, acara Superbad selalu dibuka oleh Keke dan Ameng. Kecuali ada hal-hal yang membuat salah satu dari mereka berhalangan, duo ini selalu ada menjadi tuan rumah yang menyenangkan di rangkaian Superbad.
Setelah mengumumkan urutan penampil, merekapun memperkenalkan Kabar Burung ke publik.
Band ini rupanya telah sukses membangun basis penggemar, karena lumayan banyak yang ikut menyanyi bersama mereka.
Band ini adalah generasi terkini yang berhasil menyeruak karena konsepnya menarik. Tampaknya terinspirasi band-band indie 00’an yang terpengaruh musik lama, kemudian dipoles dengan berbagai referensi yang juga antik. Di panggung terdengar pengaruh dari era awal the Adams, Sore, WSATCC dan musik-musik lama yang mungkin hanya ada dalam format piringan hitam.
Sungguh menyenangkan untuk dapat mengalami masa yang sama dengan aktifnya band ini. Semoga 20 tahun lagi masih bisa berinteraksi dengan musik mereka di panggung.
Setelah Kabar Burung, seorang pria naik ke atas panggung; ialah Amboro. Amboro ini juga salah satu asuhan pak Dado. Drummernya the Flowers yg juga mengurus Jason Ranti. Ni orang tampil sendiri di panggung membawakan lirik-lirik dan pantun dengan bahasa tubub yang ekspresif. Albumnya sudah dirilis dan asik juga mendengarkan ia bernyanyi tentang hal-hal receh namun menarik.
Jika musisi lain mengkritik keadaan sosial, pemerintah atau berbicara hal cinta, maka Amboro bercerita soal nonton konser atau pemuda tajir yang menjadi budak cinta. Menyenangkan, supaya hidup ga ribet-ribet amat.
Setelah Amboro, tentunya ini waktu untuk Stars and Rabbit. Bikin penasaran karena formasinya baru dan single terbarunya memiliki rasa berbeda dengan rilisan Stars and Rabbit sebelumnya.
Beberapa rasa penasaran yang muncul misalnya:
Kayak apa ya kalau ada gitaris seekspresif Didit?
Bagaimana lagu-lagu baru mereka?
Penasaran lagu-lagu lama yang banyak menonjolkan vokal Elda akan seperti apa?
Malam itu, Stars and Rabbit memainkan set lagu baru semua. Elda menolak request lagu-lagu lama. “Liat di Youtube aja” atau “Nanti aja”
Akhirnya memang setlist memainkan lagu baru dan tentunya berbeda dengan biasanya. Biasanya Adi santai-santai di belakang dan menghindari spotlight sementara Elda tampil begitu ekspresif, kali ini spotlight dibagi dua karena Didit juga sangat ekspresif bersama gitarnya. Saya sudah lama tidak melihat gitaris yang maen gitar sambil mangap-mangap mulutnya.
Malah di lagu baru, Elda lebih ‘kalem’ dari biasanya. Dugaan saya karena liriknya belum hafal atau karena penonton masih menyimak dan belum menyumbang energi seperti biasa. Akhirnya di single “Little Mischievous” energi mulai terkumpul dan puncaknya di “I’ll Go Along” yang membuat saya cukup lega. Karena lagu lama jadi asik juga dibawakan formasi baru. Semoga Stars and Rabbit terus berevolusi dan menciptakan keajaiban-keajaiban baru.