Siapa yang tak kenal Teenage Death Star? Lagu “I’ve Got Johny In My Head” milik mereka mengiringi laju motor Joni sang pengantar roll film ke bioskop satu pindah ke bioskop lainnya, sempat terkenal dalam kompilasi album OST Janji Joni. Dan pada sabtu, 8 Maret kemarin, kembali mereka mengguncang panggung setelah 2 tahun beristirahat dari dunia musik. Hey, tapi itu tak membuat taring mereka tumpul. Tercatat dua ratus lebih tiket “Act Like Concert” yang digelar oleh FFWD Records, 3Hundred, dan Super Music di Auditorium IFI, Bandung ludes terjual! Menandakan Teenage Death Star (selalu/akan) ditunggu-tunggu setiap penampilannya.
Masuk kedalam venue auditorium, kalian akan disuguhkan dengan replika raksasa kepalan tangan memegang rantai dengan dua kepala macan sabertooth disamping kiri-kanan. Konsep panggung yang benar-benar terealisasi oleh sketsa Sir Dandy.
Dibuka oleh Jeny Begood dan Zaggle Griff yang tampil penuh agresif namun kurang di apresiasi oleh para penonton. Seakan mereka sudah tak sabar menunggu aksi nyeleneh apalagi yang akan ditampilkan kelima jejaka ini.
Adalah Alvin Yunata (Gitar), Satrio “iyo” Nur Bambang (Bass), Helvi Sjarifuddin (Gitar, Firman Zaenuddin (Drum), dan Sir Dandy (Vokal) yang bermain tanpa setlist malam itu. Hampir satu album Longway To Nowhere dibawakan seperti “I Kiss Your Sister In The Kitchen” dan “I’ve Got Johny In My Head”. Baris depan penonton sudah tumpah ruah dibuatnya. Moshing, stage diving hingga selfie berlatarkan Teenage Death Star memainkan instrumennya. Tak heran jika banyak kendala-kendala teknis selama konser ini berlangsung. Secara impulsif juga, Sir Dandy menawarkan kepada para penonton untuk menggantikan posisinya. Namun malah akhirnya semua pemain yang digantikan—usut punya usut mereka ingin colongan istirahat. Tanpa kompromi lagi kelima penonton sukarelawan tersebut memainkan “All That Glitters Are Not Gold”. Sehabis itu para personil kembali ketempatnya dan mencoba membawakan ulang lagu fenomenal The Stooges “I Wanna Be A Dog” versi mereka. Cepat, distorsi yang menderu, dan tentunya berantakan.
“Gimana kalo kita dengarkan Sir Dandy bermain solo? Masa gak bisa sih? Katanya Iwan Fals…” kata Alvin mempersilahkan vokalisnya solo jamming sambil yang lainnya beristirahat kembali. Dimulai lagu “Anggur Merah” yang dibawakan setengah bagian, “Chris John” cuman diawalnya saja dan balik lagi ke lagu “Anggur Merah” yang sampai di intro langsung disudahi kalimat penutup.
Diantara semua personil, paling mencolok malam itu perban di kepala Iyo (yang juga vokalis dari Pure Saturday). Ini buntut dari perkara pembentukan program jam malam di kota Bandung dan Iyo adalah salah satu korban semena-mena aparat dalam menegakkan program tersebut dengan memukul pelipis menggunakan botol kaca. “Jangan salahkan kalau kita menjadi pemberontak, karena mereka (sang penegak hukum) tidak menjalankan tugas dengan benar!” ujar Iyo selepas membawakan “White Riot” dari The Clash. Konser ditutup dengan “Absolute Beginner Terror” yang merupakan cikal bakal Teenage Death Star berdiri, dibawakan dengan pemandangan para penonton sudah medominasi panggung. Stage diving bergantian antara Alvin dan Iyo menyepakati bahwa tidak ada encore untuk konser suka-suka mereka kali ini.